Jujur, ini bukan hal yang saya rencanakan. Siang ini saya buka TikTok cuma iseng-iseng. Scroll ke atas, geser ke bawah, seperti biasa. Sampai akhirnya, saya berhenti di satu siaran langsung yang bikin saya tercengang.
Di layar itu, tampak Ibu Blandina Mamo—istri Bupati Ngada sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK—sedang berdialog langsung dengan para ibu-ibu. Live TikTok, tapi beda. Ini bukan konten receh atau challenge joget. Ini percakapan yang hidup, interaktif, dan penuh makna.
Saya lihat bagaimana ibu-ibu itu menyampaikan harapan mereka dengan terbuka. Ada yang bicara soal ekonomi rumah tangga, soal pendidikan anak, bahkan soal aktivitas harian PKK. Dan yang paling mengesankan, Ibu Blandina menyimak semuanya dengan sabar. Respon beliau enggak asal-asalan—bijak, menenangkan, dan penuh rasa hormat kepada suara masyarakat.
Sebagai penonton yang nggak sengaja nyasar ke live ini, saya justru dapat pencerahan. Ini bentuk komunikasi yang menurut saya luar biasa. Bukan hanya sekadar simbolik, tapi benar-benar menjadi ruang terbuka antara pemimpin dan masyarakat. Jarang loh ada Ketua PKK yang mau turun langsung dengan cara seperti ini—langsung live, langsung interaksi, tanpa sekat, tanpa jarak.
Di tengah dunia digital yang sering kali dipenuhi hal-hal dangkal, saya temukan satu siaran yang menghidupkan harapan. Bahwa pemimpin itu bukan soal duduk di atas, tapi hadir bersama. Bahwa teknologi bisa menjadi alat pemberdayaan kalau digunakan dengan hati yang tulus.
Saya pikir, apa yang dilakukan Ibu Blandina ini bukan sekadar terobosan. Ini sebuah lompatan cara berpikir. Sebuah contoh bagaimana pemimpin bisa hadir di tengah masyarakat dengan cara yang sederhana tapi berdampak besar.
Semoga model komunikasi seperti ini terus dikembangkan. Karena masyarakat butuh didengar, butuh ruang, dan butuh pemimpin yang tidak hanya berbicara, tapi juga mendengarkan.
Sumber : Gregorius Upi Dheo
Elvis Soko Dopo
08 April 2025 20:23:07
Salut buat pengembangan tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabilitas. Suatu saat pingin...